gambar 1.1 Betang Toyoi
Gambar 1.2 Ini foto yg punya Betang
gambar 1.3 tepe2 dulu deh..
Gambar 1.4 ini Ruang dalamnya
1. Betang Sebagai Rumah Tempat Tinggal
Menurut Tjilik Riwut, rumah tempat tinggal masyarakat Dayak asli adalah rumah besar berpanggung tinggi yang dinamakan Betang ataupun Lamin.Rumah besar ini biasanya duhuni oleh keluarga besar sesuku sampai 100-200 jiwa yang dipimpin oleh seorang kepala suku.Dalam rumah besar ini terdapat petak-petak kamar yang dihuni oleh masing-masing keluarga.Bentuk panggung yang tinggi ini dimaksudkan untuk menyulitkan serangan musuh dari bawah dan memudahkan serangan balik dari atas.Sikap untuk membakar rumah tidak ada terkecuali ada yang berkhianat dari pihak luar saja (Riwut, 1979).
Tipe rumah tinggal suku Dayak secara umum dapat dikelompokkan dalam 10 (sepuluh) tipe, yaitu: Huma, Rumah Panjang (long house), Betang/Lamin (Balai), Kota/Bakota, Huma Gantung (Huma Hai), Huma Danum, Karak Betang, Huma Lanting, Pasah Dukuh dan Tingkap, (Wijanarka, 2001).
1. Betang
Sekali pun rumah betang saat ini sudah hampir punah dan bahkan jenis bangunan tempat tinggal semacam betang ini hampir musnah, namun suku Dayak di Kalimantan Tengah cukup mengetahui bahwa yang dinamakan betang ini adalah bentuk bangunan asli Suku Dayak.
a. Tipologi
.... Kalau dibandingkan dengan bentuk rumah sekarang memang banyak perbedaan yang menyolok. Bangunan betang ukurannya luas dan besar serta bertiang tinggi. Ada betang yang panjangnya sampai 63 depa lebar 10 depa dan tingginya sama dengan setinggi orang menumbuk padi dengan mempergunakan alu atau antan, jadi sekitar 2,5 sampai 3 meter. Maksud dibuatnya betang seluas itu adalah agar seluruh sanak keluarga dan famili dapat berkumpul dalam satu tempat. Kalau ada serangan musuh mereka danat menghadapinya secara bersama-sama. Tinggi betang sekitar 3 meter itu agar jika ada serangan musuh, mereka dapat dengan gampang melawannya dari atas (dalam rumah) sebab musuh hanya bersenjatakan tombak dan sumpitan. Di samping sebagai pertahanan menghalau musuh, betang yang bertiang tinggi memudahkan mereka bekerja dengan leluasa di bawahnya, misalnya menumbuk padi, mengelola hasil hutan dan menyimpan hasil pekerjaan mereka.
b. Bentuk bagian-bagian
Seperti telah diungkapkan di atas, batang merupakan tempat tinggal dalam ukuran besar dan luas tebing beberapa keluarga dan famili dapat tertampung di dalamn Oleh karena itu sebuah betang biasanya terdiri atas beb bagian yakni batang huma artinya rumah atau bangunan utama sebagai tempat tidur, dan ruang untuk tamu menginap. Kemudian bagian dapur yaitu bagian yang seolah-olah terpisah dari batang huma. Dan bagian lainnya karayan, letaknya di antara batang huma dengan dapur, yang menghubungkan antara batang huma dengan bagian dapur. Batang huma berbentuk memanjang dengan perbandingan antara panjang dan lebar sangat besar. Baik batang huma, dapur dan karayan. tinggi tianenva sama yaitu sekitar 2,5 sampai 3 meter. Bagian dapur tidak berbeda .—bentuknya dengan bangunan dapur rumah biasa, berbentuk segi __empat_ atau memanjang. Luasnya lebih kecil dari batang huma. Sedangkan letaknya di belakang batang huma yakni di sekitar atau sejajar dengan panjang batang huma. Sedangkan karayan ialah semacam pelataran. Karayan berfungsi di samping sebagai penghubung antara dapur dengan batang huma juga sebagai tempat istirahat (santai) atau juga tempat menyimpan sementara hasil hutan.
c. Susunan ruangan
Dalam batang huma terdapat ruangan-ruangan antara lain kamar tidur dan ruang los yang terbuka. Ruang tempat tidur dibuat berjejer, setiap kamar atau ruang tidur tersebut semua pintunya menghadap ke ruang los. Ruang los dibuat sepanjang batang huma dengan lebar kira-kira seperempat lebar batang huma. Sedangkan tiga perempat batang huma seluruhnya dipergunakan sebagai kamar tidur, dibagi-bagi dan disekat, sehingga membentuk kamar-kamar.
Luas kamar tidak tergantung kebutuhan, tetapi harus sama luasnya. Seluruh keluarga atau penghuni betang, mempunyai sebuah dapur besar, dengan cara bergantian mereka menggunakan dapur tersebut.
d. Fungsi tiap-tiap ruangan
Ruang tidur sudah jelas fungsinya sebagai kamar tidur satu keluarga. Semua harta dimasukkan dalam kamar tidurnya masing-masing. Sedangkan ruang, los dipergunakan sebagai tempat menerima tamuei (perantau) atau keluarga dari tempat jauh yang ingin menginap. Di ruangan los (di dinding kamar sebelah luar) ditempatkan beberapa tanduk menjangan yang berfungsi sebagai tempat untuk menggantungkan senjata tajam milik penginap seperti mandau, parang dan lain-lain.
Untuk Sejarah dan kisah selnjutny nanti aja ya..belum sempat ngetiknya neh..hehe
to be continued...